Surat Kasih Untuk Pasanganku

0 komentar Selasa, 29 Desember 2009
Surat Kasih Untuk Pasanganku

Met malem honey.
Terimalah salam dari kaka Sigit Setiawan (SMP) : Assalamu’alaikum Wr Wb.

Yank, siapapun kamu. Karena saat ini aku belum tahu siapa dan dimana dirimu sejati. Ini surat dari ku yang kutulis saat hati ini terasa ingin dekat dengan kamu sesungguhnya. Sengaja kutulis ini biar kamu bisa membacanya dua sampai tiga kali. Karena menurutku dengan bahasa tulis jauh lebih mudah menyampaikan maksud dan ketika kita membacanya berkali-kali kita benar-benar bisa memahami apa yag ingin dipesankan.

Yank. Please jawab lah kamu itu siapa, dan dimana?? Aku dibuatmu pusing tujuh keliling bisa jadi lebih bahkan. (hehehe.. tapi itu emang kenyataannya). Banyak orang katakan “ya udah jalani aja, toh ntar ketemu dengan sendirinya”. Memang ada benernya sih tapi menurutku kalau aku kenal kamu dari sekarang khan bisa lebih dalam mengenalmu karena start nya lebih dulu, coba bandingkan jika aku mengenal kamu jauh-jauh hari kedepan khan butuh proses lagi.
Yank. Apa kamu juga se-kangen diriku?? Gak ya. (waduh), okelah aku yakin kamu belum jauh berpikir tuk nikah sih, gak apalah. Toh nantinya kamu pengin deket ma aku. Kamu tau gak? Klo aku itu orangnya baik dan pinter (versi banyak orang sih) tapi emang kenyataanya aku baik lho, suatu saat kamu akan membuktikan, Insyaallah.

Yank. Maafkan ya lo aku mungkin tidak seromantis banyak orang. Yang aku tahu apa yang kurasa jika itu dirasa bermanfaat maka aku tak malu ungkapkannya. Sama halnya hadirnya tulisan ini, aku tak malu wlo mungkin banyak orang yang akan membacanya.

Ditulisan ini ijinkan tuk aku bercerita tentang cerita masa laluku ya, dengan harapan kamu akan jauh memahamiku wlo bisa jadi kita belum pernah jumpa. Dimasa laluku aku banyak menduga bahwa cewek-cewek yang pernah menjalin asmara denganku itu kamu. Eh..Ternyata bukan. Sudah 4 kali aku salah duga dan itu semua bisa dikatakan sekarang jadi mantan-mantanku. Saat itu aku bahagia pasanganku dah aku temukan, sengaja ku perhatikan dia. Bahkan aku tak berani jauh-jauh memegangnya, saat itu aku berpikir. Aku akan jaga engkau dengan kebaikanmu yang telah kau berikan kepadaku. Dengan selalu mengupayakan senyum tanda kebahagiaan tak pernah lepas dari wajahmu. Ku takkan berbuat kelewat batas, karena sebuah hadist “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat. Dan kelak jika benar pacarku saat itu, benar-benar jadi gadis pendampingku maka aku termasuk orang yang terkaya didunia, karena sebaik-baiknya perhiasan adalah Wanita Sholeh”.
Walau beberapa kali aku salah duga aku tidak pesimis ato merubah cara berfikir itu. Karena pada saatnya nanti aku pasti punya momentum untuk tidak salah duga. Semoga ya yank…!

Kamu tahu gak usahaku mencarimu, semua cewek-ceweknya temenku sudah aku titipin pesen, klo ketemu kamu mbok kamu secepatnya mengenal aku. Klo saat ini memang jamannya lelaki yang harus tampil agresif. Gak pa pa jika aku yang harus nyamperi ke kamu dulu. Kamu cukup aja nitip pesen ke sembarang orang yang kenal baik ma aku. Aku rela hati menjemputmu walau naik motor pinjeman ato rela hati naik angkot yang berdesak-desakan. Kamu mungkin dengan tulisan angkot itu menganggap aku orangnya pelit ya. Jika sayangmu ke aku besar maka akupun akan berikan segala-galanya untukmu. Tak peduli seberapa berat usaha untuk bisa membahagiakanmu maka aku tetap akan menempuhnya, Insyallah.

Yank. Semoga Kasih Tuhan selalu engkau dapatkan.

Aku dikala sendiri kadang berpikir, hal apa ya ? yang bisa membuatmu bahagia.
Dtulisan ini ingin kukompromikan denganmu. Sementara ini dari saya dulu ya kebahagiaanku semacam apa.
1. Aku sudah cukup bahagia jika engkau bisa bersolek dan memberikan senyum tulusmu untukku saat aku pulang bekerja.
2. Aku sudah cukup bahagia, walau kamu tak harus turut membanting tulang sama dengan apa yg kulakukan, jika kamu bisa meluangkan waktu untuk merapikan istana kedamaian kita. Namun jika kamu menghendaki untuk jadi wanita karierpun tidak menjadi masalah bagiku. namun mohon diingat bahwa karier yang kamu tempuh seyogyanya tidak menjadi alasan untuk meninggalkan kewajiban seorang istri.
3. Aku bahagia jika engkau tak Cuma menikahi aku saja melainkan engkau telah menikahi aku beserta keluarga. Orang tuaku yakni mertua kamu adalah menjadi bagian dari hidupmu, dengan bisa mengambil hatinya mereka berdua engkau telah bisa mengikatku lahir bathin. Begitupula aku terhadap keluargamu kelak. Mereka akan menjadi keluargaku pula, kesusahan yang mereka alami aku turut merasakannya. Dan kebahagian mereka termasuk menjadi kewajibanku sebagai seorang suami.
4. Untuk yang keempat mungkin bisa jadi menyusul ya.

Itu adalah kebahagiaanku, dan bisa jadi tulisan ini tak bisa ungkap semua apa yang aku rasakan. Namun tiga hal diatas itu jadi prioritas utama dalam membina hubungaku denganmu kelak.

Pasti kamu bertanya “lantas apa yang aku dapatkan? Jika tiga hal itu sudah aku lakukan”. Jika engkau sudah melakukan ketiga hal itu maka kamu sudah termasuk kategori Istri yang baik. Dimana kebutuhan jasmani dan rokhani menjadi kewajibanku sebagai seorang suami untuk memenuhinya. Tapi aku mohon kepada engkau kebutuhan itu tak slalu didasarkan pada Materi. mengingat prasyarat nikah salah satunya “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya¨ (Qs. At Thalaq (65) : 7), walau aku pada dasarnya tak akan meninggalkan kewajibanku.
Jika memang kelak nanti dari hasil kerjaku masih ada sisa setelah digunakan keperluan sehari-hari dan ditabung, maka tak ada salahnya kita honeymoon lagi selayaknya pengantin baru (anak-anak kita titipkan dulu kerumah eyangnya. Ya!).

Yank, ingatkan aku ya semisal aku lupa nanti.
Ketika aku bangun pagi, maka aku akan selalu membisikkan kata “Kian hari aku tambah sayang ke kamu, yank”. Dan akan kuupayakan kalimat itu tak hanya jadi rutinitas semata-mata melainkan benar-benar yang kurasakan dan upaya untuk mensugesti diri bahwa aku telah memiliki wanita terbaik di seantero jagat raya.

Ouw iya, ada sekalian yang harus saya obrolkan pada tulisan kali ini untukmu Gadis Pendamping hidupku. Semisal memang suatu saat nanti salah satu dari kita memang ada kewajiban yang harus dipenuhi untuk keluarga maka kita harus saling membantu. Karena jujur saat ini cita-citaku ingin memberangkatkan ketanah suci kedua orangtuaku. Moga kau tak keberatan semisal setiap bulan saya menyisihkan gaji untuk beliau kedua orang-tuaku. Aku janji, uang itu bukan gaji bulananku melainkan upah dari kerja tambahan diluar sana. Atau malah kamu punya cita-cita sama, kalau semisal impian kita sama tak apalah jika uang yang telah disihkan untuk mereka ber-4. kedua orang-tuaku dan kedua orang tua-mu, dengan catatan jika cukup. Hehehe…!

Yank. Surat kali ini cukup segini saja dulu ya, please jangan ngambek. Bukan berarti berhentinya tulisan ini berhenti pula impian dan harapanku. Aku tetap masih setia menunggumu. Sampai engkau siap datang sebagai seorang putri berkepribadian cantik berada di depan seorang prajurit dengan tekad dan prinsip bak seorang raja. Dan mengatakan “aku siap dan bersedia” ketika prajurit itu mengulurkan tangan dan memohon menanyakan apakah engkau mau membukakan hati dan bersedia menjadi pasangan hidupnya.

Entah 2,3,4,5 atau 6 tahun lagi dari sekarang.


Ttd


Sigit Setiawan
Read On